BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menusia mengamati dunia sekitarnya dan melihat terjadinya pristiwa-pristiwa
seperti matahari terbit dan terbenam, manusia lahir, hidup dan mjeninggal
dunia, benda jatuh, hujan turun, orang tua mengasuh anak, ada orang yang kaya
dan miskin, penyakit menyerang manusia dan sebagainya. Ia dapat menjadikan
peristiwa atau gejala itu sebagai masalah, dan ia bertanya “Apa sebab matahari
terbit? Apa sebab manusia lahir? Apa sebab ada yang kaya dan yang miskin? Apa
sebab manusia sakit? Dan sebagainya” ia mencoba untuk membentuk teori yang dapat
menjalaskan peristiwa atau gejala-gejala itu.
Bagaimanakah diketahuinya kebenaran teori itu? Dari teori itu dapat
diturunkannya hipotesis. Dengan membuktikan kebenaran atau ketidak benaran
hipotesis itu secara empiris sehingga dapat pula diterima atau ditolaknya sebuah
teori .
B. Rumusan
Masalah
Dalam
makalah ini penulis hanya akan membahas hal-hal sebagai berikut:
1) Pengertian hipotesis
2) Fungsi hipotesis
3) Macam-macam hipotesis
4) Sarat dan rumusan
hipotesis
C. Tujuan
Makalah Hipotesis yang sangat singkat ini bertujuan untuk dapat membantu
mahasiswa agar proses penelitiannya menjadi terarah dan menjadi karya ilmiyah yang
dapat bermanfaat dan diterima oleh masyarakat pada umumnya dan bagi diri sendri
khususnya.
Diharapkan setelah membaca makalah singkat
ini kita dapat memahami tentang :
1) Pengertian hipotesis
2) Fungsi hipotesis
3) Macam-macam hipotesis
4) Sarat dan rumusan
hipotesis
Sehingga dengan pemahaman diatas kita dapat mendapat hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan.
D. Manfaat
Manfaat makalah ini diantaranya :
1) Sebagai memenuhi tugas semester
empat.
2) Pemakalah dapat memahami cara
membuat hipotesis.
3) Pembaca
dapat memehami definisi hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan cara menguji
hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hipotesis
Hipotesis menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu “Hypo” yang artinya
“dibawah” dan “Thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian
cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan
berkembang menjadi hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai slah satu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Menurut pendapat yang lain, hipotesis adalah suatu dugaan yang palin
memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian dengan jawaban
sementara ini pada prinsipnya bermanfaat membantu mahasiswa agar proses
penelitiannya lebih terarah.
Hipotesis juga dapat diartikan bahwa tiap pernyataan tentang suatu hal yang
bersifat sementara yang belom dibuktikan kebenarannya secara empiris.
Menurut ahli yang bernama Burg, hipotesis adalah suatu dugaan jawaban yang
harus memenuhi beberapa persyaratan yakni :
1) Hipotesis
harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.
2) Hipotesis
dengan nyata menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variable.
3) Hipotesis
harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atu hasil
penelitian yang relevan.
B. Fungsi Hipotesis
Fungsi atau
kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada
empat yaitu:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat
sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan,
peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang
berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara
fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah
menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan
mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi
(pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat
mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
b.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan
yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan
dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan
murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan
tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan
murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“
atau yang lebih spesifik lagi “skor
hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya
akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan
penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu
komentar guru dan prestasi siswa.
c. Hipotesis memberikan arah
kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga
menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut.
Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang
harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang
adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan
relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan
sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat
menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus
menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi
tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi
anak-anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan
metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis
inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan
untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti
harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari
sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah
dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap
perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis
denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya
menurut statistik.
d.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan
kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara
terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar
jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih
berarti dan mudah dibaca.
C. Macam-macam
Hipotesis
Hipotesis dapat dibedakan menurut
bentuknya menjadi tiga nacam, yaitu :
1) Hipotesis yang menyatakan adanya
kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.
Banyak
diantaranya pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan diakui
kebenarannya oleh “Orang banyak”, Misalnya : Orang minagkabau banyak yang
merantau, sedangkan orang jawa sangat terikat kepda kampong halamannya”.
2) Hipotesis yang berkenaan dengan
model ideal
Dunia
kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajarinya metode atau tipe ide-ide merupakan alat yang sangat membantu,
Misalnya : Pendidikan dengan anak.
3) Hipotesis yang mencari hubungan
antara sejumlah variable
Hipotesis
ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya, dan menurut
bentuknya hipotesis ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Hipotesis kerja
Biasanya
seorang peneliti memilih hipotesis yang benar, sedangkan kebenaran hipotesis
itu harus diguktikan. Sementara itu ia harus bekerja dengan hipotesis itu dan
karena itu disebut hipotesis kerja atau hipotesis peneletian. Ada kemungkinan
hipotesis itu mengalami perubahan sepanjang jalannya penelitian itu.
b) Hipotesis nol
Disebut
hipotesis nol sebab menganggap hipotesis itu tidak benar sama sekali, jadi
berisi kosong. Jadi kalau hipotesis itu berbunyi “Orang minangkabau perantau”
maka dengan hipotesis nol dikatakan bahwa “Orang minangkabau bukan perantau” .
bila tidak terbukti bahwa “Orang minangkabau bukan perantau” maka hipotesis
“Orang minagkabau perantau” itu benar.
c) Hipotesis statistic
Hipotesis
statistic menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia atau benda)
dalam bentuk kuantitatif.
Misalnya
kita duga bahwa pendapatan buruh pria (kelompo A) disebuah perusahaan lebih
banyak daripada buruh wanita (kelompok B). pendapatan buruh pria dapat
dinyatakan sebagai XP dan rata-rata pendapatan burh wanita XW. Maka perbedaan
p-endapatan rata-rata dinyatakan sebcara simbolis sebagai XP-XW.
Kita dapat
mengajukan hipotesis (H) bahwa pendapatan rata-rata antara buruh pria dan
wanita berbeda sebagai H : XP = XW. Bila kita menggunakan hipotesis nol (Ho)
maka dinyatakan sebagai berikut Ho : XP-XW.
Bila kita
mengajukan hipotesis (H) bahwa pendapatan buruh pria lebih banyak daripada
pendapatan buruh wanita kita dapat melambangkan sebagai berikut H:XP>XW dan
hipotesis nolnya sebagai Ho:XP≤XW.
D. Syarat dan rumusan hipotesis yang
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung
beberapa halsebagai berikut:
1) Hipotesis harus mempunyai daya
penjelas
2) Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel- variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis
dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan
sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan
mengenai Hipotesis yang baik :
a.
Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa
variabel.
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih,
disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi
gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam
variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
b.
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal
ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
c.
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu
pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
d.
Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk
kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis memiliki beberapa jenis :
1) Hipotesis
yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.
2) Hipotesis
yang berkenaan dengan model ideal
3) Hipotesis
yang mencari hubungan antara sejumlah variable yang terbagi menjadi tiga diantaranya
:
a) Hipotesis
kerja
b) Hipotesis
nol
c) Hipotesis
statistic
Hipotesis yang baik harus memiliki
unsur-unsur;
1) Hipotesis harus mempunyai daya
penjelas
2) Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel- variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis
dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan
sesederhana dan seringkas mungkin.
Cara menguji
hipotesis disini ada benar tidaknya hipotesis, tidak ada hubungannya dengan
terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Maka perlu adanya pembuktian secara
langsung baik secara pengambilan sampel interviu atau yang lainnya.
B. Saran-Saran
Penulis mengharapkan
agar apa yang sudah dijelaskan diatas dapat difahami oleh pembaca. Selanjutnya
kritik dan saran dari pembaca dan teman-teman agar lebih baik dan pembangun
sangat diharapkan guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : P.T Rineka
Cipta.
Tritan, Hariwijaya. 2008. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Yogyakarta
: Tugu Publisher.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Afabeta.
Karisam, Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian. Malang : UIN Malang
Press.
Yahya, Islachuddin. 2007. Tehnik Penulisan Kerangka Ilmiah. Surabaya
: PN. Surya Jaya Raya.
Nasution. 2007. Metode Research. Jakarta : P.T Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar