Jumat, 04 April 2014

bab I



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah
          Latar belakang adalah suatu kondisi atau permasalahan yang memotivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia terpacu mengembangkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang indah, damai, terbuka, demokratis dan mampu bersaing. S
Diharapkan kompetensi bisa menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Oleh karena itu, peranan dan efektifitas pendidikan agama di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Kotabaru Selatan sebagai landasan  bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus ditingkatkan, karena asumsinya adalah jika pendidikan agama yang meliputi aqidah ahlak, Qur’an Hadits, fiqih, bahasa Arab yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Kotabaru Selatan sebagai bagian dari integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Tetapi subtansinya pelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan ( tauhid ) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum MTs adalah salah satu mata pelajaran agama islam yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta penggunaan pengalaman.
Untuk mencapai hal tersebut guru dituntut untuk lebih menguasai berbagai pendekatan pengajaran yang tepat, agar apa yang disampaikan kepada siswa dapat difahami dan hasil belajar meningkat. Permasalahan yang seringkali dijumpai dalam pengajaran, khususnya pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada anak didik secara baik sehingga diperoleh hasil yang baik. Di samping itu, masalah lainnya yang juga sering ditemukan adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan pendekatan mengajar dalam upaya peningkatan mutu pelajaran secara baik.
Bertitik tolak pada pengertian pendekatan pengajaran, yaitu seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat belajar mengajar fiqih, maka fungsi pendekatan pengajaran tidak dapat diabaikan karena pendekatan mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Adapun tenaga pendidik kita, dalam hal ini guru pendidikan agama Islam di sekolah umum/Madrasah, tidak sedikit di antara mereka yang kurang mempersiapkan materi pelajaran. Berkaitan dengan metode yang mereka terapkan, banyak dari mereka yang masih menggunakan metode yang kurang tepat, sehingga hasil proses mengajar masih jauh dari yang diharapkan.
Berkaca dari kenyataan itu, penulis sebagai bagian dari mereka yang ikut bertanggung jawab untuk menemukan pemecahan persoalan diatas, merasa terpanggil untuk meneliti pendekatan pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Koatabaru Selatan. Guru sebagai unsur terpenting terhadap keberhasilan anak didik didalam lingkungan sekolah sudah seharusnya untuk menerapkan pendekatan belajar-mengajar fiqih yang tepat.
Dipundak pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan anak didik ke arah tujuan yang dicita-citakan. Masalah pendidikan di Indonesia sangat kompleks dengan berbagai persoalan, baik  kualitas maupun kuantitas. Ditinjau dari segi kuantitas kita masih banyak menemui berbagai kekurangan-kekurangan baik jumlah sarana pendidikan maupun tenaga pendidik. Ditinjau dari segi kualitas, sering kita jumpai adanya seorang guru yang kurang bermutu. (Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 hal 313)
Pendekatan mengajar yang baik dan tepat adalah pembelajaran yang sesuai dengan  situasi dan kondisi yang ada. Pendekatan memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran fiqih. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila daya serap terhadap pembelajaran yang diajarkan mencapai prestasi yang memuaskan.
Kenyataan yang  penulis amati selama ini yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Kotabaru Selatan, bahwa nilai rata-rata mata pelajaran fiqih yang diperoleh siswa dibanding dengan mata pelajaran lain kurang memuaskan. Pendekatan yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran fiqih juga masih menggunakan pendekatan konvensional, sehingga pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Kotabaru Selatan masih mencerminkan suasana yang monoton, siswa menjadi pasif serta cenderung kurang semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Guru juga belum dapat mengoptimalkan waktu dalam memotivasi belajar siswa sehingga siswa belum dapat menguasai penuh pelajaran fiqih. Mencermati hal tersebut,  jelas sekali terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Prestasi belajar peserta didik banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dalam pendekatan pembelajaranya yang kurang tepat sehingga akan membingungkan siswa, motivasi orang tua, lingkungan tempat tinggal, ekonomi, dan sarana-prasarana.
Guru adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam lingkungan sekolah, sudah seharusnya menerapkan pendekatan  belajar fiqih yang tepat bagi peserta didik. Salah satu usaha untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah dengan pemberian tugas pekerjaan rumah ( pr ) .
Dengan latar belakang seperti di atas maka timbul keinginan penulis untuk melakukan penelitian tentang metode guru mengajar di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Kotabaru Selatan dan hasil atau prestasi belajar.  Pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan konsep belajar yang yang mendidik siswa untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada siswa sekaligus sebagai usaha bagi siswa untuk mengulas kembali materi yang telah diterima dari guru di Madrasah.
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdiri atas empat mata pelajaran yaitu Alqur’an Hadits, Aqidah Ahlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing – masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terintegrasi satu sama lain dan menjadikan Alqur’an dan al hadits sebagai sumber utama ajaran Islam. Hal ini diartikan bahwa Alqur’an dan al hadits ( sunah ) adalah sumber akidah ahlak, syariat fiqih ( ibadah dan muamalah ) sehingga kajian  Alqur’an dan al hadits selalu berada pada setiap mata pelajaran tersebut. Akidah ( ushuludin ) atau keimanan dan keyakinan merupakan pondasi pokok dalam agama, sedangkan syariat fiqih / muamalah dan ahlak merupakan manifestasi dari akidah.
Syar’iat dapat disebut juga syir’ah, menurut bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi oleh manusia atau hewan untuk minum. Perkataan “syara’a” fi’il madhi, artinya datang ke sumber air mengalir atau datang pada syari’at. Kemudian kata tersebut digunakan untuk pengertian hukum – hukum Allah yang turunkan untuk manusia. Menurut Syekh Mahmud Shalut dalam Fahrudin dan Thoha mengatakan bahwa:
Syari’at adalah sususnan peraturan dan ketentuan yang disyariatkan Tuhan dengan lengkap atau pokok – pokoknya saja, supaya manusia mempergunakannya dalam mengatur hubungan dengan  Tuhan, hubungan dengan saudara seagama, hubungan dengan saudaranya sesama manusia, serta hubungan dengan alam sekitar dan kehidupannya. ( Syahroni, 2006:93)

Syaria’t / fiqih merupakan sistem aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah), dan hubungan manusia dengan sesama manusia (hablum minanaas), dan hubungan manusia dengan mahluk ciptaan Allah yang lain yaitu alam semesta. Ahlak merupakan aspek sikap atau kepribadian  hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah ( ibadah dalam arti khusus ) dan hubungan manusia dengan manusia lainya ( muamalah ) menjadi sikap dan pandangan hidup manusia dalam kehidupan  berpolitik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekluargaan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain sebagainya bebrlandaskan akidah yang kokoh.
Secara substansial mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi yang besar dalam memberikan motifasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari – hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, keseimbangan, hubungan dengan Allah SWT, sesama manusia dan hubungan dengan alam semesta.
Adapun yang melatarbelakangi diangkatnya judul skripsi ini bagi penulis adalah karena di dalam realita dijumpai beberapa siswa yang belum memahami betul materi pelajaran fiqih, akan tetapi justru mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, kurangnya perhatian dari orang tua, nilai yang kecil yang didapat siswa membuat guru memberikan pekerjaan rumah dengan tujuan agar peserta didik tetap belajar dirumah dengan berbagai alasan.
Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, terlihat bahwa kemampuan siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Ini terlihat dari anak yang mempunyai kemampuan rendah kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditandai dengan siswa tersebut tidak membawa buku paket, tidak mengumpulkan PR, dan tidak menjawab pertanyaan test awal dengan benar. Menurut siswa tersebut, PR yang diberikan oleh guru terlalu sulit. Karena mengalami kesulitan, ia merasa enggan untuk belajar dan tidak termotifasi untuk belajar.
Dari uraian diatas jelas bahwa ketidaksiapan siswa dalam belajar disebabkan oleh kurangnya motifasi siswa yang berawal dari ketidakmampuannya menyelesaikan PR yang diberikan oleh guru. Pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kemampuannya. Akhirnya menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan berdasarkan uraian singkat diatas, maka timbul keinginan dari penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam sebuah karya ilmiyah ( skripsi ) dengan judul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH SISWA  DI MTs NURUL FATTAH MELALUI PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH  DENGAN TINGKAT KESUKARAN BERJENJANG ”.

1.2.       Rumusan Masalah
          Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana hasil belajar siswa di MTs Nurul Fattah?
2.      Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemberian pekerjaan rumah?
3.      Apakah ada hubungan pemberian pekerjaan rumah dengan peningkatan hasil belajar siswa?

1.3.       Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Penelitian dilakukan atas dasar tujuan-tujuan tertentu. Tujuan penelitian secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a.       Tujuan umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menyelidiki apakah pemberian pekerjaan rumah dengan kesukaran berjenjeng dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Tujuan khusus
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui hasil belajar siswa MTs Nurul Fattah.
2.    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa MTs Nurul Fattah melalui pemberian pekerjaan rumah.
3.    Untuk mengetahui hubungan pemberian pekerjaan rumah dengan peningkatan hasil belajar siswa MTs Nurul Fattah.
1.4.       Manfaat Penelitian
Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk praktek pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas.
Adapun manfaat penelitian ini nantinya diklasifikasikan kedalam dua kelompok sasaran yaitu:
1.4.1    Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang diambil untuk  mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pemberian pekerjaan rumah dengan tingkat kesukaran berjenjang.
1.4.2   Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah manfaat yang secara langsung bisa didapat oleh pihak terkait dalam penelitian ini yaitu penulis, siswa dan guru.
a.    Bagi  Penulis
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidika Agama Islam pada STKIP Nurul Huda Sukaraja OKU Timur Sumatera Selatan.
b.      Bagi siswa
Diharapkan setelah penelitian ini siswa akan dapat ;
a.         Membiasakan belajar di rumah.
b.         Meningkatkan motifasi belajar siswa.
c.         Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
d.        Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

c.         Bagi guru
Diharapkan setelah penelitian ini guru akan dapat ;
a.    Meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
b.   Memperbaiki strategi dan metode dalam belajar mengajar.

1.5.       Variabel
Menurut Suharsimi  Ari Kunto, variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel merupakan pokok permasalahan  atau titik perhatian, pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Melalui pemberian pekerjaan rumah
Upaya meningkatkan hasil belajar
Variabel Bebas (x)                                           Variabel Terikat (Y)
 


1.6.       Devinisi Operasional
1.    Upaya
Upaya adalah suatu usaha atau ihtiar yang sungguh-sungguh dan dilakukan secara sistematis, realitas dan rasional, yang disertai dengan aksi sehingga diketahui persis kekurangan dan kelebihannya. Apabila dalam aksi tersebut masih terdapat kekurangan akan dilakukan perubahan sehingga tidak terjadi permasalahan.
2.    Meningkatkan
Meningkatkan adalah melakukan usaha untuk menaikkan derajat, taraf, mempertinggi atau memperhebat keberhasilan. Definisi meningkatkan dalam penelitian ini adalah melakukan usaha untuk menaikkan hasil belajar fiqih siswa.
3.    Hasil belajar
Menurut Taksonomi Blom bahwa hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku di klasifikasikan dalam 3 domain yaitu kognitif yang meliputi kemampuan mengetahui, memahami, menerapkan menganalisa dan mensintesis. Afektif yang meliputi menerima, menanggapi, menghargai membentuk dan pribadi, dan psikomotorik yaitu tentang kegiatan otot dan fisik.
4.    Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah ( PR ) adalah suatu tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa di rumah. Pemberian pekerjaan rumah dilakukan dengan menggunakan metode

1.7.       Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan pendapat yang bersifat sementara, artinya pendapat tersebut perlu dibuktikan kebenarannya. Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, M.A., hipotesa adalah “pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya.”
Ho : Tidak ada hubungan antara meningkatkan hasil belajar dengan pemberian pekerjaan rumah dengan tingkat kesukaran berjenjang.
Ha : Ada hubungan antara meningkatkan hasil belajar dengan pemberian  pekerjaan rumah dengan tingkat kesukaran berjenjang.
Dari uraian di atas dapatlah disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: Pemberian pekerjaan rumah dengan tingkat kesukaran soal berjenjang dapat meningkatkan belajar fiqih siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Srimulyo Kotabaru Selatan Martapura Ogan Komering Ulu Timur.

1.8.       Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang pokok pembahasan dalam penulisan skripsi, yang terdiri dari 5 bab sebagai berikut:
BAB I.       Pendahuluan, memuat tentang: latar belakang  masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, variabel, devinisi operasional,  hipotesis tindakan, dan sistematika penulisan.
BAB II.     Tinjauan pustaka memuat tentang: upaya, meningkatkan, hasil belajar, pekerjaan rumah.
BAB III.    Metode penelitian, memuat tentang: jenis penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian prasiklus, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi tiap siklus.
BAB IV.    Hasil penelitian, memuat tentang: tindakan tiap siklus, data lengkap  tiap siklus, perubahan pada siswa, pembahasan seluruh siklus.
BAB V      Simpulan dan saran
Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar