BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kemampuan melaksanakan sholat dengan baik dan benar merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar pada materi
sholat dikelas V SD, oleh karena itu pembelajaran sholat khususnya pada
kemampuan praktek menjadi perhatian guru dan siswa. Pemilihan strategi modeling
the way yang akan membantu siswa dan guru dalam mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai, sesuai dengan pendapat Menurut Hisyam Zaini, (2008: 76 )
strategi Modelling The Way memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktekkan keterampilan spesifik yang di pelajari dikelas melalui
demonstrasi.
Berdasarkan
kompetensi dasar yang tercantum pada silabus mata pelajaran PAI di tingkat
sekolah dasar pada kelas 5, menuntut kecakapan melakukan gerakan sholat wajib
dengan baik dan benar, Nanum pada kenyataannya kebanyakan siswa kelas 5 belum
mampu melakukan gerakan sholat dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari
hasil pengamatan praktek sholat yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 32 OKUterlihat
bahwa masih banyak siswa yang belum mampu melakukan gerakan-gerakan sholat
dengan baik dan benar, terlebih pada kenyataannya, dari pengalaman selama
mengajar, dapat dicermati, bahwa siswa yang lulus dari sekolah dasar bahkan
sampai dijenjang SMA pun, masih banyak yang belum mampu melakukan gerakan
sholat dengan baik dan benar, Padahal kebanyakan dari mereka adalah
beragama Islam, dimana sholat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh
setiap pemeluknya. Hal ini termaktub dalam alqur’an dalam surah Al-Baqarah ayat
43 ;
(#qßJÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qãèx.ö$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ
Artinya : Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku'*
*Yang
dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada
perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
Kesenjangan-kesenjangan
inilah yang membawa peneliti, untuk melakukan penelitian ini, guna meningkatnya
aktivitas belajar dan kemampuan dalam melakukan gerakan sholat wajib dengan
baik dan benar pada siswa kelas 5 SD Negeri 32 OKU, Tahun pelajaran 2013/2014.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian :
Apakah melalui strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan
kemampuan dalam melakukan sholat wajib pada siswa Kelas V SD Negeri 32 OKU Semester
I tahun pelajaran 2013/2014?
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah medeskripsikan aktivitas dan kemampuan
dalam melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa
Kelas V SD Negeri 32 OKUSemester I tahun pelajaran 2013/2014.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagi siswa,
Penelitian
ini dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib.
Selain itu, melalui penggunaan strategi modelling the way siswa termotvasi
dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam khususnya materi sholat.
Menghilangkan anggapan bahwa belajar PAI itu sulit.
1.4.2 Bagi Guru, penelitian ini
dapat membantu guru memperbaiki metode pembelajaran mata pelajaran pendidikan
agama Islam, sebagai masukan untuk meningkatkan minat dan perhatian siswa
terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam dan dapat meningkatkan rasa
percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama
Islam di kelas V SD.
1.4.3 Bagi Sekolah dan Pendidikan
secara umum penelitian ini memberikan sumbangan positif tentang metode
pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas V SD, menanggulangi kesulitan
pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas V dan menciptakan kerjasama yang
kondusif antara guru sebagai peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah
dalam pelajaran pendidikan agama Islam.
1.5 Sistematika pembahasan
Sistematika pembahasan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran secara sistematis tentang pokok pembahasan dalam penulisan penelitian
tindakan, yang terdiri dari 5 bab sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan, memuat tentang: latar
belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. Tinjauan
pustaka memuat tentang: peningkatan aktivitas dan kemampuan anak dalam melakukan sholat wajib
melalui strategi modelling the way, hipotesis tindakan.
BAB III. Metode penelitian, memuat tentang: jenis
penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian prasiklus, perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi tiap siklus.
BAB V. Hasil penelitian, memuat tentang: tindakan
tiap siklus, data lengkap tiap siklus,
perubahan pada siswa, pembahasan seluruh siklus.
BAB V Simpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas
Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan seluruh panca indera yang
dapat membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar
(Sardiman, 2004: 39). Aktivitas memegang peranan penting dalam belajar, sebab
pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan
dilakukan secara sengaja (Slameto, 2003:45).
Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa
yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajar jika tidak ada
aktifitas. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung
dengan baik. Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah cara atau usaha untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran (Sudjana:
1989:86).
Sedangkan pandangan menurut ilmu jiwa siswa diibaratkan kertas putih kosong
yang siap ditulis, unsur luar yang menulis adalah guru (Sardiman, 2007: 98).
Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana dan diapakan siswa
tersebut. Karena guru yang memberi dan mengatur, dengan demikian aktivitas guru
akan melebihi aktivitas siswa. Guru mendominasi aktivitas dalam pembelajaran,
sehingga siswa cenderung pasif. Walaupun sebenarnya siswa tidak pasif secara
mutlak, hanya saja proses pembelajaran seperti ini tidak mendorong siswa
berfikir dan beraktivitas. Hal ini jelas bertentangan dengan hakikat siswa
sebagai subjek belajar.
Sedangkan aliran jiwa yang tergolong modern yang mengungkapkan bahwa jiwa
manusia yang merupakan suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri
(Sardiman, 2007:99). Siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi
untuk berkembang. Dalam hal ini siswa lebih aktif melakukan aktivitas,
sedangkan guru bertugas untuk membimbing dan menyediakan fasilitas agar siswa
tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian hakikat
siswa sebagai subjek belajar dapat terpenuhi, sebab siswalah yang beaktifitas.
2.2 Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti
proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh
dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang
mengakibatkan perubahan pada indVidu, yakni perubahan tingkah laku, baik
aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil
belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini
hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah
belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa
bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau
kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan
hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan
keterampilan. Masih menurut Sumarni (2007:30), pengetahuan terdiri dari 4
kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur,
(3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip.
Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk
berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk bertindak atau
keterampilan motorik, (3) keterampilan bereaksi atau bersikap, dan (4)
keterampilan berinteraksi.
Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003:6) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi
ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang
pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999:39), mengemukakan hasil belajar
adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi
oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas
belajar) yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki
siswa, juga ada faktor lain, seperti motVasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
dan lain-lain.
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang
biasanya disebut tes hasil belajar sedangkan hasil belajar matematika yang
dikemukakan oleh Hudoyo (1990:139) adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan
seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar
mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya.
2.3 Pendidikan
Agama Islam di SD
Pendidikan Agama Islam berarti
"usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik
agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam" (Zuhairani, 1983:27).
Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan
saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam
dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa
pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang
akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun
orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja,
tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh.
Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan
pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan
tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan
bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan indVidu dan pendidikan
masyarakat. Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul
selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan
kewajiban mereka (Drajat, 1992:25-28).
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan
sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada
manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk
semata-mata beribadah kepada Allah (Bawani, 1993:65).
Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses
penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa
agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu
memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam
sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya
sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali, 1995: 139)
Tujuan
Pendidikan Agama itu daibagi menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut :
1)
Tujuan Umum,
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk
mencapai kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi
pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan
suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang dasar No.
20 Tahun 2003.
2)
Tujuan Khusus,
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang
pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap
jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan
Agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan
berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Pendidikan
Agama Islam yang dilaksanakan di SD bertujuan untuk:
1.
Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2.
Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah. (Kemdikbud, 2003:2)
Ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek: 1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah
3. Akhlak 4. Fiqih 5. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan
Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara
hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia,
hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
2.4 Sholat
Wajib
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk
beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Shalat
merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat wajib
atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat
muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya. Selain itu shalat
hukumnya dapat dikatakan wajib, wajib atau sunnah. Shalat jum’at yang dilaksanakan
pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki hukumnya yaitu wajib ‘ain.
Dalil yang
mewajibkan shalat, banyak sekali diantaranya yaitu firman Allah:
(#qßJÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qãèx.ö$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ
Artinya “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan
tuntuklah / rukuklah bersama-sama orang-orang yang rukuk.” ( QS,
Al-Baqarah : 43)
Firman Allah:
ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) ÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( cÎ) no4qn=¢Á9$#
4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìs3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷èt $tB tbqãèoYóÁs? ÇÍÎÈ
Artinya : Bacalah apa yang Telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS,
Al-‘Ankabut : 45 ).
Hadits Rosulullah SAW “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di
waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan
shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh tahun. “ ( HR. Abu Dawud )
Shalat wajib
ada lima waktu, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Umat muslim
diperintahkan untuk menunaikannya berdasarkan dengan waktunya masing-masing
yaitu sebagai berikut.
1.
Sholat Zhuhur, Awal waktunya setelah condong matahari
dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah
sama panjangnya dengan semua itu.
2.
Sholat Ashar, Waktunya mulai dari habisnya waktu
zhuhur, sampai terbenamnya matahari.
3.
Sholat Maghrib, Waktunya dari terbenamnya matahari
sampai hilangnya syafaq (awal senja) merah.
4.
Sholat Isya’, Waktunya mulai dari tebenam syafaq
( awal senja ), hingga terbit fajar.
5.
Sholat Subuh, Waktunya dari terbit fajar shidiq,
hingga terbit matahari.
Selain waktu
– waktu yang diwajibkan bagi umat Islam untuk menunaikan sholat, ada
juga lima waktu yang tidak boleh ditempati untuk melakukan shalat, kecuali
shalat yang mempunyai sebab. Lima waktu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Setelah
shalat shubuh hingga terbitnya matahari;
2. Ketika terbitnya matahari hingga sempurna dan naik sekurang-kurangnya
setinggi tombak ( >10 derajat dari permukaan bumi );
3. Ketika matahari rembang ( diatas
kepala ) hingga condong sedikit ke barat;
4. Setelah
shalat ashar hingga terbenam matahari;
5. Ketika
mulai terbenamnya matahari hingga sempurna.
Dalam
melaksanakan sholat terdapat rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan, Rukun
salat tersebut adalah : (1) niat, (2) berdiri tegak bagi yang mampu, (3)
takbiratul ihram, (4) membaca surah al-Fatihah, (5) rukuk dengan
tuma’ninah, (6) iktidal dengan tuma’ninah, (7) sujud 2 kali dengan tuma’ninah,
(8) duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah, (9) duduk tasyahud akhir
dengan tuma’ninah, (10) membaca tasyahud akhir, (11) membaca salawat atas Nabi
Muhammad pada tasyahud akhir, (12) membaca salam yang pertama, (13) tertib atau
berurutan.
Selain
rukun, didalam sholat juga terdapat
amalan – amalan sunah seperti : (1) mengangkat kedua tangan ketika takbiratul
ihram, (2) mengangkat kedua tangan ketika akan rukuk, setelah rukuk, dan
berdiri dari tasyahud awal, (3) meletakkan kedua tangan di atas dada, (4)
pandangan ke tempat sujud, (5) membaca tasbih ketika rukuk dan sujud, (6)
membaca salam kedua.
Dalam
melaksanakan sholat juga terdapat syarat-syarat yang menentukan syah atau
tidaknya sholat. Syarat sah salat terdiri atas : (1) suci badan, pakaian dan tempat dari
najis, (2) suci dari hadas kecil dan besar, (3) menutup aurat, (4) menghadap
kiblat, (5) sudah masuk waktu salat, (6) melakukan rukun salat.
Syarat wajib salat : (1) Islam, (2)
berakal, (3) balig.
Yang
membatalkan salat : (1) berhadas kecil atau besar, 92) terkena najis, (3)
berkata-kata dengan sengaja, (4) terbuka aurat, (5) mengubah niat, (6) makan
atau minum, (7) bergerak lebih dari 3 kali, (8) mendahului gerakan imam, (9)
murtad.
2.5 Stategi
Modelling The Way
Metode Modeling The Way sebagai metode pengajaran adalah suatu metode
pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub
bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan
ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (DepDikBud,
1993:219).
Metode Modeling The Way merupakan salah satu metode mengajar yang
dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang memang berkompeten dibidang
psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi
pengajaran. Sebuah metode yang menitik beratkan pada kemampuan seorang siswa
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Karena siswa dituntut untuk
bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.
Ada pendapat yang mengemukakan bahwa, metode Modeling The
Way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama. Yakni sebuah metode
dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan
sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan
masyarakat (sosial). Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta
diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil (Sriyono dkk, 1992:520).
Metode ini mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1) Mendidik siswa mampu
menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai; 2) Memperkaya pengetahuan
dan pengalaman siswa; 3) Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat
menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat; 4) Mau menerima dan
menghargai pendapat oranglain; 5) Memupuk perkembangan kreatVitas anak.
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut: 1) Pemecahan problem yang
disampaikan oleh siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di masyarakat,
2) Karena waktu yang terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar kurang
terpenuhi, 3) Rasa malu dan tekut akan mengakibatkan ketidak wajaran dalam
memainkan peran, sehingga hasilnyapun kurang memenuhi harapan (Sriyono dkk,
1992: 118).
Penerapan Strategi Modelling The Way pada Pembelajaran PAI Materi Sholat
Wajib.
Hisyam Zaini dkk, dalam bukunya Strategi Pembelajaran Aktif mengungkapkan
bahwa metode Modeling The Way memberi kesempatan kepada siswa untuk
mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan kelas melalui demonstrasi.
Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana
mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.
Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang
menuntut keterampilan tertentu.
Adapun langkah-langkah
yang dipakai dalam metode ini adalah sebagai berikut: 1) Pertama, setelah
pembelajaran suatu topik tertentu, identifikasi berupa situasi umum dimana
siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas. 2) Kedua, bagi
kelas kedalam beberapa kelompok menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk
mendemostrasikan skenario. 3) Ketiga, beri waktu 10-15 menit untuk menciptakan
skenario. 4) Keempat, beri waktu 5-10 menit untuk berlatih. 5) Kelima, secara
bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masing-masing. Beri
kesempatan untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
2.6 Kerangka
Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan strategi modelling the way dalam
pembelajaran melakukan sholat wajib, maka aktivitas dan kemampuan
melakukan sholat wajib masih rendah.
Untuk
memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib maka
perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
menerapkan strategi modelling the way. Siklus I menggunakan strategi modelling
the way tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan strategi modelling the
way dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus
II diharapkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib meningkat.
Kondisi
akhir diduga dengan menggunakan strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas
dan kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas V SD Negeri 32 OKUsemester
I tahun pelajaran 2013/2014.
2.7 Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan
kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas V SD Negeri 32 OKU Semester I
tahun pelajaran 2013/2014.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting
Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Oktober 2013 sampai
dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 32 OKU
Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan.
3.2. Subjek
Penelitian
Subjek penelitian adalah aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib
siswa kelas V SD Negeri 32 OKU , dengan
jumlah siswa 40.
3.3 Sumber
Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang
berasal dari subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek (skunder).
3.4 Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik
non tes. Sedangkan alat pengumpulan data meliputi dokumen, tes dan pengamatan.
Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan melakukan sholat
wajib sebelum penelitian yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian,
pengolahan dan analisi. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan
siswa melakukan sholat wajib yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan
lembar penilaian yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa dalam melakukan sholat
wajib berupa: 1) Membaca dan memahami berbagai literature untuk mengetahui
rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat; 3)
membaca dan menghafal tentang hal-hal yang membatalkan shalat; 4) praktek
sholat wajib.
3.5 Validitas
dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan dalam
melakukan sholat wajib pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKU semester I tahun
pelajaran 2013/2014 yaitu: 1) aktivitas belajar (observasi) dValidasi melalui
trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan
kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan
proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai
test yang dValidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content
validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif)
dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes
kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II,
kemudian direfleksi.
3.6 Prosedur
Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan
refleksi.
3.7 Indikator
Keberhasilan
Peningkatan aktivitas indikatornya adalah adanya peningkatan aktivitas dari
kurang baik menjadi baik. Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan sholat
wajib indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 65.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi
Kondisi Awal
Hasil
belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum diadakan
penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 1
Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai terendah
|
50
|
2
|
Nilai tertinggi
|
70
|
3
|
Nilai rerata
|
60,2
|
4
|
Rentang nilai
|
20
|
Gambar 1
Grafik Nilai Ulangan Harian Kondisi
Awal
Gambar 2
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar
Kondisi Awal
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan harian Pendidikan
Agama Islam sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKUtahun
pelajaran 2013/2014 ada 16 siswa (81%) yang dinyatakan belum tuntas, dengan
nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata kelas 60,2.
4.2 Deskripsi
Siklus I
Hasil
observasi tentang aktivitas belajar siswa materi sholat wajib pada Siklus I
dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 2
Nilai Aktivitas Belajar Siklus I
No
|
Aspek – Aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
%
|
Kategori
|
1
|
Membaca dan memahami berbagai literature untuk
mengetahui rukun shalat
|
78
|
3,4
|
67,8
|
Baik
|
2
|
membaca dan menghafal syarat sah dan syarat wajib
shalat
|
85
|
3,7
|
73,9
|
Baik
|
3
|
membaca dan menghafal tentang hal-hal yang
membatalkan shalat
|
82
|
3,6
|
71,3
|
Baik
|
4
|
praktek sholat wajib
|
78
|
3,4
|
67,8
|
Baik
|
Gambar 3
Grafik Aktivitas Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan aktivitas
belajar materi sholat wajib siklus I pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKU semester
I tahun pelajaran 2013/2014, yang meliputi aspek 1) Membaca dan memahami
berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal
syarat sah dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal
yang membatalkan shalat; 4) praktek sholat wajib, diperoleh skor rata-rata aktivitas
kategori baik.
Hasil
belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 3
Nilai Ulangan Harian Siklus I
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai terendah
|
60
|
2
|
Nilai tertinggi
|
100
|
3
|
Nilai rerata
|
75,2
|
4
|
Rentang nilai
|
40
|
Gambar 4
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus I
Gambar 5
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar
Siklus I
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian PAI materi
sholat wajib siklus I pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKU tahun pelajaran 2013/2014
masih ada 3 siswa (13%) yang dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa
terendah 60, nilai tertinggi 100 dan nilai rata kelas 75,2.
4.3 Deskripsi
Siklus II
Hasil
observasi tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI materi sholat
wajib pada Siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 6
Nilai Aktivitas Belajar Siklus II
No
|
Aspek – Aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
%
|
Kategori
|
1
|
Membaca dan memahami berbagai literature untuk
mengetahui rukun shalat
|
78
|
3,4
|
67,8
|
Amat Baik
|
2
|
membaca dan menghafal syarat sah dan syarat wajib
shalat
|
85
|
3,7
|
73,9
|
Amat Baik
|
3
|
membaca dan menghafal tentang hal-hal yang
membatalkan shalat
|
82
|
3,6
|
71,3
|
Amat Baik
|
4
|
praktek sholat wajib
|
78
|
3,4
|
67,8
|
Amat Baik
|
Gambar 7
Grafik Aktivitas Belajar Siklus II
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil pengamatan aktivitas belajar PAI
materi sholat wajib siklus II pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKUtahun
pelajaran 2013/2014, yang meliputi aspek 1) Membaca dan memahami berbagai
literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah
dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal yang
membatalkan shalat; 4) praktek sholat wajib, diperoleh skor rata-rata aktivitas
dalam kategori amat baik.
Hasil
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik
berikut.
Tabel 5
Nilai Ulangan Harian Siklus II
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai terendah
|
70
|
2
|
Nilai tertinggi
|
100
|
3
|
Nilai rerata
|
85,0
|
4
|
Rentang nilai
|
30
|
Gambar 8
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus
II
Gambar 9
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar
Siklus II
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian PAI materi
sholat wajib siklus II pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKU tahun pelajaran 2013/2014. Semua siswa
yang berjumlah 23 anak (100%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah
70, nilai tertinggi 100 dan nilai rata kelas 85,0.
4.4 Pembahasan
Hasil
pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal, meliputi tindakan, aktivitas, dan
kemampuan siswa dalam melakukan sholat wajib.
Tabel 6
Tindakan per Siklus
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Belum menggunakan strategi modelling the way
|
Menggunakan strategi modelling the way tanpa
bimbingan guru
|
Menggunakan
strategi modelling the way dengan bimbingan guru
|
Tabel di
atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal, pelaksanaan pembelajaran melakukan
sholat wajib pada siswa kelas V SD Negeri 32 OKU semester I tahun pelajaran 2013/2014
belum menggunakan strategi modelling the way. Pada siklus I menggunakan
strategi modelling the way tanpa bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II
menggunakan strategi modelling the way dengan bimbingan guru. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengkombinasikan penggunaan metode agar siswa lebih paham.
Tabel 7
Aktivitas Belajar Siswa per Siklus
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi
|
|
1
|
Siswa:
Aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib siswa
masih kurang.
|
Membaca rukun sholat:
Nilai rata-rata: 3,4
Persentase: 67,8%
Kategori:baik
Membaca syarat sholat:
Nilai rata-rata 3,7
Persentase: 73,9%
Kategori:baik
Membaca hal yang membatalkan sholat:
Nilai rata-rata 3,6
Persentase: 71,3%
Kategori:baik
Praktek sholat:
Nilai rata-rata: 3,4
Persentase; 67,8%
Kategori:baik
|
Membaca rukun sholat :
Nilai rata-rata: 4,5
Persentase: 89,6%
Kategori: amat baik
Membaca syarat sholat:
Nilai rata-rata 4,4
Persentase: 88,7%
Kategori: amat baik
Membaca hal yang membatalkan sholat :
Nilai rata-rata 4,3
Persentase: 87,0%
Kategori:amat baik
Praktek sholat:
Nilai rata-rata: 4,3
Persentase; 86,1%
Kategori:amat baik
|
Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II
terdapat peningkatan: aspek membaca rukun sholat (nilai rata-rata meningkat
1,1; persentase naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek membaca
syarat sholat (nilai rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari kategori
baik menjadi amat baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat (nilai
rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,7%; dari kategori baik menjadi
amat baik), dan aspek praktek sholat (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase
naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat baik)
|
Tabel di
atas menunjukkan bahwa dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan
tentang aktivitas belajar. Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II
terdapat peningkatan: aspek membaca rukun sholat (nilai rata-rata meningkat
1,1; persentase naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek
membaca syarat sholat (nilai rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari
kategori baik menjadi amat baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat
(nilai rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,7%; dari kategori baik
menjadi amat baik), dan aspek praktek sholat (nilai rata-rata naik 0,9;
prosentase naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat baik).
Tabel 8
Hasil Belajar Siswa per Siklus
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi
|
|
1
|
Ulangan harian pada kondisi awal diperoleh nilai
belum tuntas sebanyak 16 siswa (70%) dan yang tuntas sebanyak 7 siswa (30%).
Nilai rata-rata kelas: 60,2
|
Ulangan harian pada siklus I diperoleh nilai belum
tuntas sebanyak 3 siswa (13%) dan yang tuntas sebanyak 20 siswa (87%). Nilai
rata-rata kelas: 75,2
|
Ulangan harian pada siklus II diperoleh nilai belum
tuntas sebanyak 0 siswa (0%) dan yang tuntas sebanyak 23 siswa (100%) Nilai
rata-rata kelas: 85,0
|
Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II
mengalami peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas
menjadi 23 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan
nilai rata-rata kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
|
Tabel di
atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II
mengalami peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas
menjadi 23 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai
rata-rata kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui strategi
modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat
wajib pada siswa Kelas V SD Negeri 32 OKUSemester I tahun pelajaran 2013/2014. Aktivitas
belajar dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca rukun
sholat (nilai rata-rata meningkat 1,1; persentase naik 21,8%; dari kategori
baik menjadi amat baik), aspek membaca syarat sholat (nilai rata-rata naik 0,7;
prosentase naik 14,8%; dari kategori baik menjadi amat baik); aspek membaca hal
yang membatalkan sholat (nilai rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,7%;
dari kategori baik menjadi amat baik), dan aspek praktek sholat (nilai
rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat
baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami
peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 23
siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai rata-rata
kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
5.2 Implikasi
Implikasi hasil penelitian ini adalah: a) membantu siswa yang lambat dalam
melakukan sholat wajib dengan baik dan benar, b) memberikan pengaruh yang
positif baik dalam pendidikan dan sosial pada guru dan pada siswa, c) merupakan
cara praktis untuk membantu siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam
khususnya tentang melakukan sholat wajib.
5.3 Saran
5.3.1 Saran bagi Guru:
pergunakan
metode yang bervariasi dan sesuai dengan memperhatikan materi dan kondisi siswa
dan gunakan alat peraga yang mudah diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi
dapat meningkatkan aktivitas siswa. Menginggatkan siswa tentang pentingnya
pendidikan bagi kehidupan. Mengajar dan mendidik siswa secara
professional.
5.3.2 Saran bagi Kepala Sekolah:
Berikan
dorongan dan aktivitas kepada guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan
Kelas. Lengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman. 1999. Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Ali, M. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa
Bawani, Imam. 1993. Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam.
Surabaya: Al Ikhlas.
DepDikBud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Balai Pustaka
Drajat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi
Aksara
Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.
Kemdikbud, 2003. Agama Islam SD-MI.
Sardiman 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta
: Rineka Cipta
Sriyono, dkk. 1992.Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA.
Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan.
Bandung: C.V. Sinar Baru
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Sumarni. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama.
Surabaya : Usaha Nasiona
Biodata
Penulis:
Nama :
Ahmad Makmun, S.Pd.I
NIP :
198208172010011019
Tempat tanggal lahir :
Tegal Ombo, 17 Agustus 1982
Alamat : Jalan
Ihsan Srimulyo Kotabaru Selatan Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur
Tugas :
Guru Mata Pelajaran Agama Islam
Unit Kerja : SD Negeri 32 OKU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar