BAB
III
PROSEDUR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
3.1 Pengertian
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan
analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu
penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga
merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan
tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
3.2
Jenis
Penelitian
Dalam
melakukan penelitian banyak jenis dan metode yang dapat digunakan dalam
penelitian, diantaranya penelitian lapangan dan penelitian tindakan. Adapun
pengertian penelitian
tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman
mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.
Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal
ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk
memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesionalisme dalam arti
meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang
dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek
tersebut dilaksanakan.
Dalam
penelitian ini penulis tidak menggunakan hipotesis statistik karena penelitian
yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah penelitian tindakan kelas dan
hanya menggunakan hipotesis tindakan yang prosedurnya penelitiannya menggunakan
beberapa siklus penelitian.
3.3 Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Fattah Kota Baru Selatan, dengan subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah 22 orang, di mana jumlah
siswa putra 10 orang dan siswa putri 12 orang.
3.4
Prosedur Penelitian
Dalam
melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa prosedur penelitian
yaitu sebagai berikut:
1.
Tahap perencanaan (persiapan)
2.
Tahap pelaksanaan (Implementasi
tindakan)
3.
Tahap observasi
4.
Analisis dan refleksi
Prosedur
penelitian yang akan dilakukan dalam pembelajaran Fiqih pada siswa kelas VII MadrasahTsanawiyah Nurul
Fattah Kotabaru Selatan Martapura OKU Timur dilakukan dalam tiga siklus yaitu
sebagai berikut:
3.4.1
Siklus I
Pada siklus ini dilakukan 4 ( empat
) tahap kegiatan yaitu sebagai berikut:
1.
Tahap perencanaan
Di awali dengan pemberian tes awal,
siswa belajar seperti biasa dan di akhir tatap muka siswa diberi soal pekerjaan
rumah dengan jumlah 5 soal yang terdiri 2 soal mudah, 2 soal sedang dan 1 soal
sulit pada setiap pertemuan, materi soal berkisar pada pelajaran yang baru
dipelajari.
2.
Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap ini peneliti
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan semua dapat terlaksana
sebagaimana yang direncanakan.
3.
Tahap observasi
Observasi merupakan pengamatan yang
dilakukan secara langsung pada siswa untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang
berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang
diakibatkan oleh tindakan di dalam kelas. Pada tahap ini
dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a.
Mengamati kegiatan dan aktivitas siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran.
b.
Mengamati suasana kelas dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c.
Mengamati kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa.
d.
Mengamati hasil pemahaman siswa dalam
proses pelaksanaan pembelajaran fiqih.
4.
Analisis dan refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan
evaluasi selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan
refleksi. Analisis dilakukan dengan mengetahui hasil yang telah dicapai dengan
kriteria ( indikator ) keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.4.2
Siklus II
Pada siklus ini
direncanakan tindakan yang merupakan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus
sebelumnya berupa:
1. Tahap
perencanaan / persiapan.
a. Identifikasi
masalah yang muncul pada prasiklus dan belum terselesaikan dengan menetapkan
alternatif pemecahan masalah.
b. Menentukan
indikator pencapaian hasil belajar.
c. Pengembangan
program perbaikan siklus
sebelumnya.
2. Tahap
pelaksanaan / implementasi.
Pelaksanaan
program tindakan siklus II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul
pada silkus II, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah
ditentukan, antara lain melalui kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan
awal
- Guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
- Guru
mengabsen siswa.
- Guru
melaksanakan apersepsi.
b. Kegiatan
inti
- Guru
memberikan materi pembelajaran.
- Guru
memberikan tugas
c. Kegiatan
akhir
Guru memberiakan
pekerjaan rumah pada akhir tatap muka.
3. Tahap
observasi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. Mengamati kegiatan dan aktifitas siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran.
b. Mengamati
suasana kelas dalam pelaksanaan pembelajaran.
c. Mengamati kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa.
d. Mengamati hasil pemahaman siswa dalam
proses pelaksanaan pembelajaran fiqih.
4. Analisis dan refleksi
Siklus II berdasarkan hasil observasi dan evaluasi
selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan
refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.4.3 Siklus III
1.
Tahap persiapan
Persiapan pada siklus III dilakukan beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a.Tahap perencanaan (Persiapan)
b.Identifikasi
masalah yang muncul pada prasiklus yang belum teratasi dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
c.Menentukan
indikator pencapaian hasil belajar.
d.Pengembangan
program perbaikan siklus III.
Berdasarkan hasil akhir pada siklus
ketiga maka peneliti hanya merencanakan mengubah jumlah soal yang diberikan,
yaitu sebanyak 10 soal yang terdiri atas 5 soal mudah, 3 soal sedang dan 2 soal
sulit pada setiap pertemuan.
2.
Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan
program tindakan siklus III yang sesuai dengan alternatif pemecahan masalah
yang sudah ditentukan antara lain:
a.
Kegiatan awal
-
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam
- Guru mengabsen siswa
-
mengadakan apersepsi
b. Kegiatan inti
Dalam kegiatan ini guru memberikan materi pelajaran
sesuai dengan perangkat pembelajaran yang ada.
c.
Kegiatan ahir
Dalam kegiatan inti ini guru memberikan
pekerjaan rumah di setiap ahir tatap muka.
3.
Tahap observasi
Pada
tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengamati kegiatan dan aktifitas siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran.
b. Mengamati suasana kelas dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c. Mengamati kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa.
d. Mengamati
hasil pemahaman siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran fiqih.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi
dan evaluasi selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada
kegiatan refleksi. Analisis dilakuakan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Observasi
Observasi
dilakukan oleh peneliti, untuk mengetahui proses pembelajaran fiqih di kelas
VII MTs Nurul Fattah dengan metode pemberian pekerjaan rumah dengan tingkat
kesukaran berjenjang dan kemandirian belajar siswa. Pengamatan dilakukan tanpa mengganggu
proses pembelajaran untuk melihat keaktifan siswa.
Tabel
I. Lembar Observasi Kegiatan Siswa
No
|
Nama Siswa
|
Deskriptor
|
Jumlah
|
||||||
A
|
B
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
||||||||
Persentase
|
|
Skor Kesiapan Siswa == deskriptor
yang muncul x
100 %
Jumlah deskriptor yang muncul
Persentase rata-rata kesiapan siswa= ( Nm :
N) x 100 %
Jumlah deskriptor
Keterangan
Deskriptor :
A. Kesiapan
siswa dalam menerima pelajaran
1.
Siswa membaca buku pelajaran
2.
Siswa menjawab tes awal dengan benar
3.
Siswa menjawab pekerjaan rumah dengan
benar
B. Perilaku
siswa selama kegiatan belajar mengajar
1.
Membicarakan hal di luar pelajaran
2.
Mengerjakan tugas lain di luar pelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Keluar masuk ruangan lebih dari 3 kali
3.5.2 Tes Tertulis
Tes
sebagai teknik pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
(Riduwan,
2008: 76).
Tes
tertulis dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk melihat prestasi siswa agar
diketahui skor peningkatan individu. Tes dilakukan sebanyak tiga kali, tes
siklus I, tes siklus II dan siklus III. Tes siklus I dan tes siklus II berupa
soal uraian sebanyak 5 butir soal yang akan diberikan setiap akhir siklus.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi
adalah cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan
(Sukardi, 2008: 81).Dokumentasi bertujuan untuk mengungkapkan fakta atau kenyataan
pada saat pelaksanaan tindakan.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1
Penilaian Rata-rata (Mean)
Peneliti
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa
tersebut sehingga diperoleh rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
MEAN=
∑X
N
|
Keterangan:
Mean :
Nilai rata-rata.
∑X : Jumlah semua nilai
yang diperoleh siswa.
N :
Jumlah siswa
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Belajar
Skor Tes
|
Ketuntasan
|
70
|
Tuntas
|
0-69
|
Tidak
Tuntas
|
3.6.2 Penilaian
Ketuntasan Belajar Siswa
Untuk
menghitung presentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut: p=∑ siswa yang tuntas x 100%
∑ siswa
(Aqib dkk, 2011:205)
Tabel 3. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar
Siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan (%)
|
Arti
|
85-100
|
Sangat Baik
|
70-84
|
Baik
|
55-69
|
Cukup
|
35-54
|
Kurang
|
0-34
|
Kurang Sekali
|
Analisis data ini
dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan
refleksi untuk melakukan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
3.6.3
Penilaian Kesiapan Siswa
Untuk menentukan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran,
maka ditentukan rumus dibawah ini:
Skor
siswa= deskriptor yang muncul x
100 %
Jumlah deskriptor yang muncul
Menghitung rata-rata
siswa dari hasil observasi dapat ditentukan dengan rumus:
Presentase
kesiapan siswa = ( Nm :
N) x 100 %
Jumlah
deskriptor
Keterangan :
Nm :
Jumlah seluruh item yang dicek
N : Jumlah siswa
Tabel 4.
Kriteria Kesiapan Siswa
Nilai
|
Arti
|
80-100
|
Baik Sekali
|
60-79
|
Baik
|
40-59
|
Cukup
|
20-39
|
Kurang
|
0-19
|
Kurang Sekali
|
(Modifikasi
Arikunto dkk, 2005:245)
3.7 Indikator
Keberhasilan Tindakan
Dalam penelitian ini yang menjadi
indikator keberhasilan adalah setelah tindakan, terjadi peningkatan persentase
setiap aspek kemandirian serta persentase rata-rata baik pada hasil observasi maupun
hasil tugas pekerjaan rumah telah mencapai 85%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar